Monday, January 1, 2018

Things to do in Tidung Island

Jadi lagi semacam #throwback2017 kayak orang-orang. Terus baru sadar, betapa seringnya gue ke pantai, sampai hampir tiap liburan pasti liatnya pantai. I love being at the beach sooo much!

Sebelum bisa bilang "suka" atau "jatuh cinta" sama pantai, pastinya gue harus punya alasan kenapa bisa merasakan hal tersebut terhadap pantai. Like a relationship, you should know why you're being in a relationship; it's because you love your partner or you're just tired of being alone? (((#yha #kok #jadi #ngalor #ngidul)))

Intinya adalah, segala sesuatu di dunia ini harus disertai alasan. Cinta pun demikian. Jangan mau dicintai tanpa alasan, nanti ditinggal tanpa alasan baru tahu rasa~~~ (((ini apose sik, udah ya langsung masuk ke topik utama postingan ini)))


*****
 Me and my lil bro. Pardon my sense of fashion😭


As long as I can remember, a trip to Tidung was the first time ever in my life that makes me fall in love with the beach. Kalau bilang gini ke emak dan babeh, pasti mereka bakal bilang, " Kita pernah ke Anyer, kok. Kan sering juga ke Pantai Marina Ancol". Ke Anyer kayaknya pas gue masih kecil, jadi jangan salahkan gue kenapa gue sampai tidak ingat. Ke Ancol itu lain lagi ceritanya. Gue suka sama Pantai Marina Ancol karena sebelum ke Tidung, gue pergi ke pantai buatan manusia itu sama orang yang sampai sekarang gue taksir, but I know it will never be more than a friend between us and that's okay tho. Dia juga yang waktu itu nggak tega ngeliat gue kepanasan dan milihin topi yang gue pake di foto diatas itu. Well, let's stop talking about him and please continue reading this post.

It was July 2012 when my mom suddenly asked, "Kita ke Tidung, yuk?". Dan gue pun keheranan, tumbenan nyokap ngajakkin pergi yang bukan ke mal dan nge-trip pula. Tapi gue mau sih, karena nggak pernah nge-trip dan tujuannya pun ke Tidung, yang saat itu lagi hits-hits nya. (Sebenarnya dari semua pantai cantik yang ada di Pulau Seribu, gue juga bingung kenapa Tidung ini yang paling tenar, ya?)

Karena gue dan adek gue mau, dan waktu itu kakak gue lagi di tahun pertamanya kerja jadi nggak bisa cuti, akhirnya kita pergi bertigaan aja. Semua nyokap yang ngatur, jadi gue tinggal terima jadi.

Samapailah di hari keberangkatan. Nyokap dari malemnya udah heboh nyuruh kita siap-siap dan ngebangunin kita subuh-subuh. Kenapa subuh? Karena kapal trip yang membawa kita ke Tidung berangkat jam 8 pagi dari Muara Angke. Gue juga pas tahu kaget, kenapa pagi banget dan kenapa dari Muara Angke. " Ya namanya juga nge-trip, pastinya yang murah meriah," kata nyokap gue waktu itu. Jadilah kita harus berangkat subuh dari rumah gue, yang berada di Depok, ke Muara Angke.

The first thing that you should look at if you want to go to Tidung Island or any island at Thousand Island: Sesuaikan akomodasi menuju pulau tersebut dengan budget yang kamu punya. It took 2 until 3 hours from Muara Angke to Tidung. BUT, it was a painful journey for me since the boat that we used was fishing boat. Perjalanan emang termasuk sebentar, tapi buat gue itu lamaaa banget karena gue ternyata mabok laut😭. Seandainya punya budget lebih, kalian bisa pilih kapal yang berangkat dari Pantai Marina Ancol. Kapalnya otomatis lebih bagus dan harga ya jelas lebih mahal.

Sesampainya di Tidung, tugas kita adalah mencari abang-abang travel yang udah kita booking. Sebenarnya bisa sih nge-trip tanpa ikut travel, tapi buat yang tidak mau ribet, sebaiknya pilih travel yang trusted dan recommended. Kenapa? Karena dengan ikut travel, pas naik kapal di Muara Angke ya tinggal naik aja, diurusin sama abangnya semua. Meskipun abangnya nggak ikut naik kapal dan kita "di oper" ke abang lainnya pas di Tidung, tapi nggak perlu ribet lagi nyari penginapan, nyari makan, nyari sepeda, dan nyari kapal + alat snorkeling. Semua udah disediain sama abangnya, karena udah termasuk dalam paket trip.

Setelah ketemu sama abangnya, kita langsung dibawa ke penginapan. Meskipun trip, tapi nyokap gue milihnya yang private selama di Tidung. Jadi, 1 rumah penginapan, isinya cuma kita bertiga. Rumahnya nggak gede, sih. Tapi at least tidak perlu berdesakkan dengan orang yang tidak kenal. Ini bisa juga jadi pertimbangan kamu kalau mau ikut trip, pilihlah option private atau upgrade penginapan jika tidak ingin berdesakkan dengan orang asing selama istirahat. 

Kegiatan sehari-hari ya tidak jauh dari snorkeling dari satu spot ke spot lainnya dan keliling pulau dengan bersepeda. Spot paling utama sekaligus paling tenar di Tidung ialah Jembatan Cinta. There was a rumor between the locals, if you jump from the bridge, your wish will be granted. Ohya jangan tanya apakah gue ikutan percaya dan lompat dari tengah-tengah jembatan, karena jawabannya pasti iya. Sayangnya harapan gue saat itu hingga saat ini tidak terkabul. But that's okay lah. Buat lucu-lucuan dan seru-seruan aja.

 Jembatan Cinta itu sepeti yang ada di foto ini
(bagian abu-abu adalah foto gue dan nyokap yang saat itu belum berhijab, makanya gue tutup karena menghormatinya dan tidak ingin menyebarkan auratnya)


Selain lompat dan jadi spot terkenal buat liat sunset atau sekadar chilling at the beach, di sekitar Jembatan Cinta ini banyak aktivitas olahraga air yang bisa kamu pilih. Seperti misalnya naik banana boat. Tapi, bayar sendiri ya, tidak termasuk dalam paket trip😁
Sayangnya saat itu gue kecewa sekaligus sedih karena sekeliling Jembatan Cinta jadi tempat yang paling banyak sampahnya di Tidung. Meskipun liburan di tempat orang, jangan sampai lupa buang sampah pada tempatnya. Nggak ada tempat sampahnya? Ya dibawa aja dulu, nanti sampai penginapan baru dibuang. Harus tetap jaga kebersihan lingkungan supaya tempat cantik tidak kehilangan kecantikannya.

Dari Jembatan Cinta ini, ada jalan cukup panjang yang kalau ditelusuri akan menyambungkan kita ke pulau kecil yang tak berpenghuni. Pulau ini kerap jadi pilihan bagi wisatawan yang mau berkemah di Tidung.

 My lil bro di tengah-tengah jalan panjang menuju Pulau Kecil Tak Berpenghuni


Apakah trip ke Tidung itu berkesan? Jawabannya, IYAAAAA. Tidung kala itu (nggak tahu ya sekarang kayak gimana, semoga masih cantik), cantik banget. Airnya bersih, jernih, saking jernihnya biota laut itu bisa kelihatan (bisa liat di foto adek gue yang sendirian di atas, di samping-samping jembatan kaliatan banyak algae di dasar laut). Penduduk lokalnya juga ramah-ramah.

Makanan yang disediakan dalam paket trip adalah aneka seafood. Menurut nyokap, makanannya masih agak amis, jadi buat yang tidak suka makanan amis ada baiknya bawa makanan sendiri yang gampang dimasak. Emangnya nggak ada makanan lain? Warung makan Padang mah tetap ada, cuma ya harganya juga lumayan mahal. Dan makanan seafodd yang termasuk ke dalam paket trip itu tidak bisa diganti dengan ayam, ya karena daerah laut jadi pasti makanan laut yang disajikan.

Jangan lupa beli cinderamata dari Tidung! Pas gue lagi snorkeling, abang-abang travelnya tiba-tiba antusias dan mendadak diving ke dasar laut. Tiba-tiba pas nongol dia senyum sumringah lebar banget karena dapat keong (atau siput, gue lupa namanya apa). Dia bilang sih itu nggak beracun dan dia sekeluarga sering makan itu. Terus gue minta aja cangkangnya, kalau isinya udah dimakan sama abangnya. Eh pas mau pulang, beneran dibawain dan udah dibersihin. Cangkangnya tuh gede (segede telapak tangan), keras, dan cantik banget karena motifnya alami bukan di cat. Lumayan banget buat pajangan! Kalau nggak mau repot, barang sejenis banyak kok yang jual di pusat oleh-olehnya.

Sekian dulu postingan sharing ala-ala ini. Buat yang nggak ngeh, things to do in Tidung Island versi gue itu yang gue bold warna merah yaaa😃

No comments:

Post a Comment