Monday, January 15, 2018

#ReviewSotoy: Endorse, PP, Giveaway, Atau Paid Ads Buat Online Shop?

Setiap orang yang tahu gue punya online shop, pasti pertanyaan pertamanya adalah: Gimana cara lo masarinnya, Dys?

Well, sebenarnya itu pertanyaan agak tricky. Pertama, I'm proud of being an entrepreneur. Gue sudah punya usaha sendiri sejak SD, tapi pas SMP vakum, lanjut lagi di SMA yang jadi masa kejayaan gue, vakum lagi pas kuliah, dan mulai lagi dari akhir-akhir kuliah. My father is a businessman, dan dia getol banget ngajarin anak-anaknya jualan. Dari semua anak bapak gue, cuma gue yang cukup berhasil jadi pengusaha. So, menjadi pengusaha termasuk memasarkannya sudah ada dalam darah dan pengalaman gue, jadi ya ngalir gitu aja, nggak ada strategi khusus apalagi rumus jitu (kalaupun ada, gue pasti udah jadi konglomerat).

Kedua, gue pengusaha tanpa modal. Semua usaha gue, dimulai dari modal nekat doang🤣. Jadi ya bingung aja kalau ada yang nanya apalagi sampai minta ajarin cara masarin produknya. After having a long thoughts, gue memutuskan untuk berbagi sedikit pengalaman gue disini tentang cara masarin produk yang udah gue lakuin. Check it out ya!



*****
1. Endorsement
Gue pernah endorse temen gue sendiri yang saat itu sedang merintis karier jadi selebgram. Jadi, followers-nya nggak banyak-banyak amat.
Endorse yang gue lakukan: cuma ngasih barang, tanpa bayar uang.
Mekanismenya: gue ngasih barang jualan gue (bunga kertas buatan gue, monggo cek @velowers di Instagram kalau mau beli😁) dan dia foto sambil megang buket bunga kertas gue, kemudian dia upload ke Instagram-nya dan masuk secuil di video Youtube-nya.
Hasilnya: kunjungan ke akun Instagram gue meningkat, tapi penjualan tidak terasa meningkat drastis (ada penjualan tapi nggak tahu karena endorse-an itu atau nggak)
Kesimpulan: buat kamu yang sama kayak gue, pengusaha tanpa modal, ada baiknya endorse temen deket yang lagi merintis jadi selebgram. Lumayan menguntungkan, selain kamu dapet gratis marketing (cuma ngasih barang itu termasuk gratis lah ya), temenmu juga dapet keuntungan, yakni dapet barang gratisan dan "kelihatan" keren karena di endorse. Kekurangannya adalah tidak ada yang bisa menjamin kamu bakal dapet banyak order atau nggak.

Tapi karena sekarang banyak jasa selebgram berbayar dan bayarannya cukup mehong (menurut gue, si tanpa modal), sepertinya teknik pemasaran ini bisa jadi yang paling menguntungkan. Tapi inget, tergantung kamu endorse siapa dan konten seperti apa yang kamu kasih ke dia. Ada baiknya untuk jangan asal endorse! Cek dulu orang yang mau kamu endorse itu punya followers beneran atau followers goib. Soalnya gue pernah, ada yang nawarin endorse gratisan, ngomongnya sih followers dan likers nya real, taunya amsyooonnggg, nggak ada penjualan sama sekali!

Salah satu trik buat liat followers nya beneran atau goib: liat kolom komen! followers sama likers bisa beli, tapi kalau komen nggak bisa. Jadi, selebgram yang followers nya real, pasti di postingannya banyak yang komen (tapi bukan komen real followers, peninggi/pelangsing, apalagi pembesar payudara ya)!


2. Paid Promote/Giveaway di Akun Gosip
Pertanyaan yang nggak kalah sering ditanyakan ke gue: Dys, akun gosip tuh dapet duitnya darimana ya?

Jujur, ini pertanyaan absurd banget. Pertama, gue nggak punya akun gosip. Kedua, gue nggak pernah jadi admin salah satu akun gosip. Jadi, napa lo nanya ke gueeeee.

Tapi karena gue baik, cantik, ramah, dan tidak sombong (plis jangan jijik bacanya), gue kasih tau sedikit yang gue tau: mereka dapet duit dari Paid Promote dan Giveaway!

Sering liat kan, mereka suka "nyampah" Paid Promote (PP) ataupun Giveaway di akun mereka? Jujur karena gue kepo dan sepertinya menarik karena akun gosip followers-nya banyak dan sepertinya real (banyak yang komen kan ya di setiap postingan gosip), jadilah gue daftarkan online shop gue buat ikut antrian PP dan Giveaway.

Apah? Antri?  Yup, you read it. Semua akun gosip punya kebijakannya sendiri mengenai PP dan Giveaway: ada jadwal dan kuotanya dalam 1 hari, jadi nggak sembarangan.

Kebetulan gue waktu itu ngedaftarin akun online shop gue yang @fave.lo  (iya gue punya 2 online shop. Monggo dicek ya, tinggal di klik aja kok tulisannya, hehehe) Ada 2 akun gosip yang gue pilih. Yang pertama akun gosip IxxxxxxxxT dan yang kedua akun gosip khusus tentang Kpop. Alasan gue milih 2 akun itu: Keduanya lumayan baru tapi followersnya udah banyak, dan waktu itu lagi getol-getolnya posting testimonial yang udah PP atau Giveaway di mereka. Jadi gue percaya aja dah.

Perbedaan PP sama Giveaway apa sih? Kalau PP, kamu posting sedikit cuplikan tentang produk unggulan online shop mu disertai dengan caption semenarik mungkin. Kalau Giveaway, kamu posting cuplikan tentang produk unggulan online shop mu disertai caption semenarik mungkin DAN harus ngasih sesuatu buat followers! Apa tuh sesuatunya? Bisa barang/jasa yang dimiliki online shop kamu atau pulsa! Terus harganya gimana? Buat PP, kamu bayar sedikit lebih mahal ke akun gosip itu dibandingkan yang giveaway. TAPI, karena di giveaway kamu harus ngasih barang/jasa yang dimiliki online shop kamu ataupun pulsa, jadi kalau di total ya lebih mahal giveaway.

Untuk akun gosip khusus Kpop, gue pilih gunakan PP. Harga yang gue transferin waktu itu sebesar Rp50ribu saja. Bisa request hari dan jam tayang PP nya mau kapan. Untuk harinya gue lupa hari apa, tapi yang jelas buat jam tayangnya, gue pilih jam makan siang (jam prime time itu biasanya jam 10 pagi, jam 12-1 siang, dan jam 7-9 malam).
Mekanisme: setelah request kapan PP mau ditayangin, gue harus ngasih kontennya. Gue pilihlah gambar G-Dragon berkacamata hitam yang kacamatanya kebetulan gue jual di ol shop gue. Gue bikin pula captionnya yang menarik. Pokoknya baik foto dan caption gue sesuaikan dengan followers akun gosip Kpop itu deh.
Hasilnya: banyak kunjungan ke profil, tapi cuma 3 biji yang follow dan tidak disertai dengan pembelian!
Kesimpulan: w kapok PP di akun gosip Kpop. Kacamata yang dipakai G-Dragon gue jual dengan harga Rp100ribu (buat sekalian balikkin modal PP) nggak ada yang mau beli. Like, please, GD bok! Barangnya aja gue susah dapetinnya, dan harganya menurut gue masih masuk akal karena modelnya juga jarang nggak pasaran😭

Buat akun gosip satunya, gue pilih yang Giveaway. Cuma bayar Rp25ribu (iyah murah bingits), gue bisa request hari dan jam tayangnya.
Mekanisme: sama kayak di atas, setelah request hari dan jam tayang, gue bikin konten yang mau di post, baik foto maupun caption. Buat hadiahnya, gue pilih pulsa Rp50ribu buat 1 orang followers (ini bukan pelit ya gengs, namanya nyoba dan gue nggak punya modal, jadi dikit aja dulu).
Hasilnya: si akun gosip ini rada nggak professional. Dia bilang, dengan bayar Rp25ribu itu gue tinggal terima jadi, alias dia yang milih pemenangnya. Kontes Giveaway ini cuma boleh 3 hari dan yang menang berdasarkan yang paling banyak nge-likes postingan gue di akun online shop gue dan yang pasti nge follow gue juga.
Kesimpulan: w kapok ngadain Giveaway. Banyak sih yang follow, banyak sih yang nge like, banyak sih yang komen, TAPI mereka ini menggunakan fake account buat ikutan kontes ini alias tidak potensial jadi pembeli. Ya secara orang yang nge follow akun gosip pasti rata-rata pakai fake account kan? Yang cuma mau lihat-lihat dan berkata-kata kasar tapi takut pakai identitas asli. Jadi yaudah, pemenang giveaway itu (kayaknya sih si adminnya milihnya ngasal) ya akun kosong😢


3. Paid Ads
Di antara semua jenis pemasaran online shop yang udah gue cobain, gue paling suka yang satu ini. Kenapa?
1. Jelas! Bisa pilih cakupan iklannya siapa aja, budgetnya berapa, dan berapa lama si iklannya. Semua kita yang nentuin sendiri.
2. Terukur! Ada report nya loh, jadi kita bisa liat apakah iklan kita berhasil menjangkau audiens yang udah kita pilih atau nggak.
3. Mendatangkan pembeli. Ya meskipun tidak dapat dipungkiri banyak juga yang cuma nanya-nanya ataupun hit n run, tapi ada kok yang serius beli.
Buat mekanisme, hasil, dan kesimpulannya akan gue buat postingan tersendiri ya~

Postingan ini dibuat berdasarkan pengalaman gue pribadi, ya (makanya semua postingan review gue, gue kasih awalan di depannya #ReviewSotoy)! Buat yang punya pengalaman lain, boleh loh komen di bawah. Saling share aja😁 

Friday, January 5, 2018

#ReviewSotoy: Hello Sunday, Hidden Hang Out Place in Cikini



 Sumber: instagram


Hiruk-pikuk Kota Jakarta yang kita temui dari Hari Senin sampai Jumat tentu membuat kita jenuh. Udah pusing sama kerjaan di kantor, tugas di sekolah, atau gebetan di kampus yang tak kunjung memberi kepastian (lah?), eh ditambah kalau pergi atau pulang harus berdesakkan pula dengan banyak orang di jalanan atau di transportasi umum. Tak heran jika di akhir pekan, meskipun jalanan tampak lebih beringas, banyak orang yang ingin menghabiskannya dengan bersantai dan bersenang-senang dengan orang tercinta.

Gue dan kakak gue pun begitu. Capek disiksa kerjaan, kalau weekend pasti kita jalan-jalan (kalau lagi nggak mager karena sibuk bermesraan dengan kasur dan film serial). Tapi belakangan ini kita lagi bosen ke mal, jadilah mulai eksplor tempat nongkrong asik dan nggak ramai. And I kinda have an urge to share it with you as a recommendation if you're looking for a cozy yet not too pricey place to hang around Jakarta. Please continue reading it😃


*****

Suasana Resto Hello Sunday


The weather that day was quite hot. Gue dan kakak gue sebenarnya berencana mau tur museum, tapi karena panas, mau ngadem dulu. Terus kakak gue ngajak gue kesini. Nama restonya Hello Sunday. Berlokasi di lantai 2 gedung Metropole Cikini (untuk bisa ke restoran ini, harus naik lift yang ada di dekat pintu samping XXI Metropole).

Pas pertama kali datang, disambut pelayan yang super duper ramah, " Selamat datang. Mau duduk di dalam atau di luar? Kalau di luar tapi agak panas," ujar mba-mba yang jaga pintu depan. Dan yak emang benar, resto ini dibagi jadi 2 bagian (selayaknya resto lainnya) dimana bagian smoking berada di luar, sementara  yang non smoking berada di dalam. Padahal waktu itu gue dan kakak gue lagi kepanasan, tapi ntah mengapa kita milihnya duduk di luar.

 Bagian luar Hello Sunday


Restonya tidak terlalu besar, tapi penataan ruangnya cukup baik sehingga kelihatan luas dan lega. Nuansanya sendiri agak kebarat-baratan sehingga kesan modern begitu kental terlihat. Saat masuk, kita dikasih kartu yang tenyata berisi nomor meja tempat kita harus duduk. Jadi tidak bisa sembarang duduk, melainkan dipilihin sama si mba-mba yang jaga pintu depan.

Setelah nemu nomor meja kita sesuai kartu yang dikasih si mba-mba, kita langsung dikasihin menu. Harganya lumayan sih, buat cemilan (kentang, waffle, chicken wings) harganya 30ribuan, makanan berat (pasta, steak, nasi goreng, mi goreng, soto) mulai dari 50ribuan, buat minuman (kopi, teh, juice, minuman ala-ala khas restonya) mulai dari 30ribuan, dan yang tak boleh dilewatkan ialah dessert (eskrim rasa lucu-lucu seperti rasa kopi tubruk, pandan, es teler) harganya mulai dari 20ribuan.


Menu pertama yang kita pesan, Red Dragon Bowl. Harga: Rp78ribu belum pajak


Karena kebingungan menu-menunya nampak enak semua, akhirnya dari tiap kelompok makanan, gue dan kakak gue pesan satu-satu. Dari segi appetizer, kita pilih smoothies Red Dragon Bowl. Rasa? Beeeeeh endolitaaaaa. Jadi si dragon fruit ini di blender halus dan ditaruh di dasar. Buat toppingnya, ada beragam jenis kacang, kuaci kismis, pisang, dan stroberi, kebayang kan betapa segernya?

Close up look Red Dragon Bowl dengan topping beragam kacang


Nggak lama dari si smoothies, datanglah minuman kita berdua. Gue pesen Iced Coffee Latte (my favorite) dengan rasa kopi yang tidak terlalu strong, sementara kakak gue pesen Iced Yuzu Mint (kayak teh tapi tidak manis menyengat dengan taburan daun mint dan buah leci). Coffee Latte nya tidak terlalu manis, sementara rasa si Yuzu Mint rada kecut tapi seger.

Menu utama yang kita pesen ialah Angle Hair Pasta yang Prawn. Angle hair itu merujuk ke spaghetti yang sangat tipis dengan satu buah udang (so sad udangnya cuma sebiji😢) dan saus pesto gurih yang endolita.

Keliatannya dikit tapi banyak dan mayan kenyang kok. Harga: Rp90ribu belum pajak


Menu terakhir yang kita pesen, ini yang super duper recommended, Big Chicken Waffle. Unik sih menu satu ini, waffle ditumpuk 2 lapis dengan tiap tumpukan diselipin ayam segede chicken katsu😄.


Nyammm. Harga: Rp105ribu

Sebenarnya kita mau pesen eskrim kopi tubruk, tapi abis😢. Padahal waktu itu kita dateng dari jam 1 sampai jam setengah 3 sore, tapi kayaknya itu emang menu ter-best seller nya makanya cepet abis.

Overall, buat tempat yang nyaman, harga tidak terlalu mahal (total bill kita buat 3 makanan dan 2 minuman Rp407.715) karena worth it dengan rasa dan porsi makanannya, tempat ini cucok buat dijadiin temp-at nongkrong baru di Jakarta. Sayangnya masih sepiiiiii (eh atau malah bagus ya? Jadi nggak perlu waiting list😅) padahal kita dateng pas hari libur.

Setelah membaca #ReviewSotoy ini apakah kamu tertarik memasukkan resto ini ke dalam list tempat nongkrong kamu?

Monday, January 1, 2018

Things to do in Tidung Island

Jadi lagi semacam #throwback2017 kayak orang-orang. Terus baru sadar, betapa seringnya gue ke pantai, sampai hampir tiap liburan pasti liatnya pantai. I love being at the beach sooo much!

Sebelum bisa bilang "suka" atau "jatuh cinta" sama pantai, pastinya gue harus punya alasan kenapa bisa merasakan hal tersebut terhadap pantai. Like a relationship, you should know why you're being in a relationship; it's because you love your partner or you're just tired of being alone? (((#yha #kok #jadi #ngalor #ngidul)))

Intinya adalah, segala sesuatu di dunia ini harus disertai alasan. Cinta pun demikian. Jangan mau dicintai tanpa alasan, nanti ditinggal tanpa alasan baru tahu rasa~~~ (((ini apose sik, udah ya langsung masuk ke topik utama postingan ini)))


*****
 Me and my lil bro. Pardon my sense of fashion😭


As long as I can remember, a trip to Tidung was the first time ever in my life that makes me fall in love with the beach. Kalau bilang gini ke emak dan babeh, pasti mereka bakal bilang, " Kita pernah ke Anyer, kok. Kan sering juga ke Pantai Marina Ancol". Ke Anyer kayaknya pas gue masih kecil, jadi jangan salahkan gue kenapa gue sampai tidak ingat. Ke Ancol itu lain lagi ceritanya. Gue suka sama Pantai Marina Ancol karena sebelum ke Tidung, gue pergi ke pantai buatan manusia itu sama orang yang sampai sekarang gue taksir, but I know it will never be more than a friend between us and that's okay tho. Dia juga yang waktu itu nggak tega ngeliat gue kepanasan dan milihin topi yang gue pake di foto diatas itu. Well, let's stop talking about him and please continue reading this post.

It was July 2012 when my mom suddenly asked, "Kita ke Tidung, yuk?". Dan gue pun keheranan, tumbenan nyokap ngajakkin pergi yang bukan ke mal dan nge-trip pula. Tapi gue mau sih, karena nggak pernah nge-trip dan tujuannya pun ke Tidung, yang saat itu lagi hits-hits nya. (Sebenarnya dari semua pantai cantik yang ada di Pulau Seribu, gue juga bingung kenapa Tidung ini yang paling tenar, ya?)

Karena gue dan adek gue mau, dan waktu itu kakak gue lagi di tahun pertamanya kerja jadi nggak bisa cuti, akhirnya kita pergi bertigaan aja. Semua nyokap yang ngatur, jadi gue tinggal terima jadi.

Samapailah di hari keberangkatan. Nyokap dari malemnya udah heboh nyuruh kita siap-siap dan ngebangunin kita subuh-subuh. Kenapa subuh? Karena kapal trip yang membawa kita ke Tidung berangkat jam 8 pagi dari Muara Angke. Gue juga pas tahu kaget, kenapa pagi banget dan kenapa dari Muara Angke. " Ya namanya juga nge-trip, pastinya yang murah meriah," kata nyokap gue waktu itu. Jadilah kita harus berangkat subuh dari rumah gue, yang berada di Depok, ke Muara Angke.

The first thing that you should look at if you want to go to Tidung Island or any island at Thousand Island: Sesuaikan akomodasi menuju pulau tersebut dengan budget yang kamu punya. It took 2 until 3 hours from Muara Angke to Tidung. BUT, it was a painful journey for me since the boat that we used was fishing boat. Perjalanan emang termasuk sebentar, tapi buat gue itu lamaaa banget karena gue ternyata mabok laut😭. Seandainya punya budget lebih, kalian bisa pilih kapal yang berangkat dari Pantai Marina Ancol. Kapalnya otomatis lebih bagus dan harga ya jelas lebih mahal.

Sesampainya di Tidung, tugas kita adalah mencari abang-abang travel yang udah kita booking. Sebenarnya bisa sih nge-trip tanpa ikut travel, tapi buat yang tidak mau ribet, sebaiknya pilih travel yang trusted dan recommended. Kenapa? Karena dengan ikut travel, pas naik kapal di Muara Angke ya tinggal naik aja, diurusin sama abangnya semua. Meskipun abangnya nggak ikut naik kapal dan kita "di oper" ke abang lainnya pas di Tidung, tapi nggak perlu ribet lagi nyari penginapan, nyari makan, nyari sepeda, dan nyari kapal + alat snorkeling. Semua udah disediain sama abangnya, karena udah termasuk dalam paket trip.

Setelah ketemu sama abangnya, kita langsung dibawa ke penginapan. Meskipun trip, tapi nyokap gue milihnya yang private selama di Tidung. Jadi, 1 rumah penginapan, isinya cuma kita bertiga. Rumahnya nggak gede, sih. Tapi at least tidak perlu berdesakkan dengan orang yang tidak kenal. Ini bisa juga jadi pertimbangan kamu kalau mau ikut trip, pilihlah option private atau upgrade penginapan jika tidak ingin berdesakkan dengan orang asing selama istirahat. 

Kegiatan sehari-hari ya tidak jauh dari snorkeling dari satu spot ke spot lainnya dan keliling pulau dengan bersepeda. Spot paling utama sekaligus paling tenar di Tidung ialah Jembatan Cinta. There was a rumor between the locals, if you jump from the bridge, your wish will be granted. Ohya jangan tanya apakah gue ikutan percaya dan lompat dari tengah-tengah jembatan, karena jawabannya pasti iya. Sayangnya harapan gue saat itu hingga saat ini tidak terkabul. But that's okay lah. Buat lucu-lucuan dan seru-seruan aja.

 Jembatan Cinta itu sepeti yang ada di foto ini
(bagian abu-abu adalah foto gue dan nyokap yang saat itu belum berhijab, makanya gue tutup karena menghormatinya dan tidak ingin menyebarkan auratnya)


Selain lompat dan jadi spot terkenal buat liat sunset atau sekadar chilling at the beach, di sekitar Jembatan Cinta ini banyak aktivitas olahraga air yang bisa kamu pilih. Seperti misalnya naik banana boat. Tapi, bayar sendiri ya, tidak termasuk dalam paket trip😁
Sayangnya saat itu gue kecewa sekaligus sedih karena sekeliling Jembatan Cinta jadi tempat yang paling banyak sampahnya di Tidung. Meskipun liburan di tempat orang, jangan sampai lupa buang sampah pada tempatnya. Nggak ada tempat sampahnya? Ya dibawa aja dulu, nanti sampai penginapan baru dibuang. Harus tetap jaga kebersihan lingkungan supaya tempat cantik tidak kehilangan kecantikannya.

Dari Jembatan Cinta ini, ada jalan cukup panjang yang kalau ditelusuri akan menyambungkan kita ke pulau kecil yang tak berpenghuni. Pulau ini kerap jadi pilihan bagi wisatawan yang mau berkemah di Tidung.

 My lil bro di tengah-tengah jalan panjang menuju Pulau Kecil Tak Berpenghuni


Apakah trip ke Tidung itu berkesan? Jawabannya, IYAAAAA. Tidung kala itu (nggak tahu ya sekarang kayak gimana, semoga masih cantik), cantik banget. Airnya bersih, jernih, saking jernihnya biota laut itu bisa kelihatan (bisa liat di foto adek gue yang sendirian di atas, di samping-samping jembatan kaliatan banyak algae di dasar laut). Penduduk lokalnya juga ramah-ramah.

Makanan yang disediakan dalam paket trip adalah aneka seafood. Menurut nyokap, makanannya masih agak amis, jadi buat yang tidak suka makanan amis ada baiknya bawa makanan sendiri yang gampang dimasak. Emangnya nggak ada makanan lain? Warung makan Padang mah tetap ada, cuma ya harganya juga lumayan mahal. Dan makanan seafodd yang termasuk ke dalam paket trip itu tidak bisa diganti dengan ayam, ya karena daerah laut jadi pasti makanan laut yang disajikan.

Jangan lupa beli cinderamata dari Tidung! Pas gue lagi snorkeling, abang-abang travelnya tiba-tiba antusias dan mendadak diving ke dasar laut. Tiba-tiba pas nongol dia senyum sumringah lebar banget karena dapat keong (atau siput, gue lupa namanya apa). Dia bilang sih itu nggak beracun dan dia sekeluarga sering makan itu. Terus gue minta aja cangkangnya, kalau isinya udah dimakan sama abangnya. Eh pas mau pulang, beneran dibawain dan udah dibersihin. Cangkangnya tuh gede (segede telapak tangan), keras, dan cantik banget karena motifnya alami bukan di cat. Lumayan banget buat pajangan! Kalau nggak mau repot, barang sejenis banyak kok yang jual di pusat oleh-olehnya.

Sekian dulu postingan sharing ala-ala ini. Buat yang nggak ngeh, things to do in Tidung Island versi gue itu yang gue bold warna merah yaaa😃